Apakah semua ekonom percaya pada persaingan sempurna?

Episode 11: How 3 Founders Met In Business School And Joined Forces (April 2024)

Episode 11: How 3 Founders Met In Business School And Joined Forces (April 2024)
Apakah semua ekonom percaya pada persaingan sempurna?

Daftar Isi:

Anonim
a:

Tidak ada ekonom yang yakin bahwa persaingan sempurna mewakili dunia nyata. Sangat sedikit yang percaya bahwa persaingan sempurna bisa dicapai. Perdebatan sesungguhnya di kalangan ekonom adalah apakah persaingan sempurna harus dianggap sebagai tolok ukur teoritis untuk pasar riil. Ekonom Neoklasik berpendapat bahwa persaingan sempurna bisa bermanfaat, dan sebagian besar analisis mereka berasal dari prinsip-prinsipnya. Banyak sekolah pemikiran kecil lainnya tidak setuju.

Ekonomi Persemakmuran Modern dan Kompetisi Sempurna

Gagasan tentang persaingan sempurna muncul secara alami dari anggapan umum tentang kesetimbangan ekologis. Para ekonom ingin mengembangkan teori fungsionalitas pasar bebas yang menghasilkan dua hal: hindari monopoli dan mencapai keseimbangan umum.

Bahkan setelah revolusi marjinalis pada abad ke-19, sebagian besar definisi tentang "pasar kompetitif" bergantung pada kebebasan masuk dan membagi pangsa pasar di antara perusahaan-perusahaan. Para ekonom klasik muncul dari sebuah kritik terhadap merkantilisme dan monopoli yang ditakuti. Cara terbaik untuk menghindari monopoli adalah memiliki, seperti yang dikatakan Mark Blaug, "semuanya bergantung pada hal lain."

Pada saat bersamaan, fisika dan kimia sedang menjalani revolusi rakyat mereka sendiri. Para ekonom menginginkan ilmu ekonomi dikenal sebagai ilmu empiris yang bisa menjelaskan dan memprediksi keduanya. Hasil akhir dari tujuan teoritis ini kemudian dikenal sebagai kompetisi yang sempurna. Dengan menggunakan persaingan sempurna sebagai tolok ukur, ekonom neoklasik berpendapat bahwa pasar riil dapat dinilai secara seragam dan empiris.

Kritik

Banyak ekonom sangat kritis terhadap ketergantungan neoklasik terhadap persaingan sempurna. Argumen ini dapat dibagi secara luas menjadi dua kelompok. Kelompok pertama percaya bahwa asumsi yang dibangun dalam model sangat tidak realistis sehingga tidak dapat menghasilkan wawasan yang berarti. Kelompok kedua berpendapat bahwa persaingan sempurna bukanlah hasil teoretis yang diinginkan.

Peraih Nobel F. A. Hayek berpendapat bahwa persaingan sempurna tidak mengklaim disebut "persaingan". Dia menunjukkan bahwa model tersebut menghapus semua aktivitas kompetitif dan mengurangi semua pembeli dan penjual menjadi pengambil harga tanpa akal.

Joseph Schumpeter mencatat bahwa penelitian, pengembangan dan inovasi dilakukan oleh perusahaan yang mengalami keuntungan ekonomi, membuat persaingan sempurna menjadi kurang efisien daripada persaingan yang tidak sempurna dalam jangka panjang.