Apa alasan utama berinvestasi di sektor ritel?

Analis: Ini Saat Tepat Berinvestasi Saham dan Obligasi (Maret 2024)

Analis: Ini Saat Tepat Berinvestasi Saham dan Obligasi (Maret 2024)
Apa alasan utama berinvestasi di sektor ritel?

Daftar Isi:

Anonim
a:

Sektor ritel beragam, dinamis dan sangat rentan terhadap perubahan selera konsumen, namun industri nampaknya tumbuh setiap tahun, terlepas dari siklus ekonomi atau biaya modal. Selain itu, Internet dengan cepat membentuk kembali cara orang berbelanja - bukan dari pertanyaan untuk berpikir bahwa penantang global terbesar Walmart pada akhirnya akan menjadi Amazon berbasis web. com atau eBay.

Investor dapat menemukan banyak hal untuk disukai - dan tidak menyukai - di saham ritel. Jika Anda bisa mengidentifikasi saluran pasokan, perubahan teknologi dan selera konsumen, maka ritel bisa menjadi pertumbuhan tambang emas.

Tantangan dan Penghargaan dari Pasar Dinamis

Jika ada satu area di mana anak laki-laki Berkshire Hathaway, Warren Buffett dan Charlie Munger, telah berjuang, itu secara eceran. Duo Omaha yang berbasis di Nebraska terkenal menghindari perangkap gelembung Internet di akhir tahun 1990an, namun keengganan mereka terhadap gangguan teknis juga membuat mereka tidak menilai secara akurat kesuksesan ritel.

Buffett secara khusus mengidentifikasi kekurangan "parit ekonomi" untuk pengecer. "Parit" adalah keunggulan kompetitif yang membuat bisnis lain berada di teluk dan melindungi margin.

Pasar dinamis segmen ritel harus berubah dengan kebiasaan berbelanja, saluran penjualan dan efek musiman. Ini tidak berarti investor dan bisnis tidak dapat menemukan nilai. Buffett sendiri mendapat keuntungan dari Walmart dan Costco, dan Amazon. com Inc. CEO Jeff Bezos menghasilkan banyak uang untuk kenyamanan berbelanja Internet.

Kehadiran Pasar Berkembang

Pengecer cenderung menjadi salah satu perusahaan pertama yang ikut serta dalam pertumbuhan ekonomi negara berkembang. Rendahnya biaya tenaga kerja dan kurangnya persaingan yang ada membuat pengecer layak menaikkan marjin dengan mengirimkan barang murah ke negara maju.

Mungkin yang lebih penting, Internet telah mempermudah perusahaan dengan modal rendah dan berbiaya rendah untuk melayani negara-negara miskin sekalipun. Barang yang diproduksi di Malaysia, Korea Selatan atau India bisa dipasarkan dan dijual di seluruh dunia tanpa kehadiran batu bata dan mortir.