Selain arus kas bebas terhadap ekuitas (FCFE), apakah metrik lain untuk memperkirakan nilai perusahaan?

The Vietnam War: Reasons for Failure - Why the U.S. Lost (April 2024)

The Vietnam War: Reasons for Failure - Why the U.S. Lost (April 2024)
Selain arus kas bebas terhadap ekuitas (FCFE), apakah metrik lain untuk memperkirakan nilai perusahaan?
Anonim
a:

Ada beberapa metrik yang tersedia untuk memperkirakan nilai perusahaan. Selain free cash flow to equity (FCFE), ada rasio price to earning (P / E) dan rasio price to book (P / B), antara lain. Dari segi nilai investasi, rasio ini menunjukkan berapa banyak investor yang mau membayar saham perusahaan. Metrik ini tidak dapat digunakan untuk perusahaan swasta, sehingga arus kas diskonto digunakan bersamaan dengan tindakan komparatif dari perusahaan publik sejenis untuk menilai perusahaan swasta.

FCFE mengukur jumlah uang yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham setelah mempertimbangkan belanja modal, pengeluaran pendapatan dan pelunasan hutang. Hal ini dihitung sebagai laba bersih dikurangi belanja modal ditambah penerimaan dari pelepasan aset dikurangi perubahan modal kerja bersih ditambah hutang baru dikurangi pembayaran hutang. Metrik valuasi perusahaan ini mendapat popularitas karena model valuasi dividen menurun dalam popularitas.

Rasio P / E menunjukkan berapa banyak investor bersedia membayar setiap dolar keuntungan yang dilaporkan oleh perusahaan. Ini adalah salah satu rasio utama yang digunakan oleh investor untuk menentukan valuasi perusahaan dan apakah akan berinvestasi di perusahaan. Rasio P / E dihitung dengan membagi harga pasar per saham perusahaan dengan laba bersih per saham (EPS). Rasio P / E pada umumnya lebih tinggi untuk perusahaan dengan prospek pertumbuhan tinggi dan rendah untuk perusahaan yang berisiko.

Dalam hal dasar investasi, rasio (P / B) atau rasio market-to-book (M / B) juga merupakan metode yang sangat populer untuk menilai sebuah perusahaan. Ini memberi indikasi harga investor bersedia membayar setiap dolar aset perusahaan. Hal ini dihitung dengan mengambil harga pasar saham perusahaan dan membaginya dengan aset bersih perusahaan, tidak termasuk aset tak berwujud seperti goodwill.