
Istilah saham defensif identik dengan saham non-siklis, atau perusahaan yang kinerja dan penjualan kinerjanya tidak berkorelasi dengan siklus ekonomi yang lebih besar. Perusahaan-perusahaan ini dipandang sebagai investasi yang baik saat ekonomi mengalir.
Seperti namanya, saham defensif akan mempertahankan portofolio Anda dari kerugian yang biasanya terjadi selama masa resesi. Perusahaan defensif adalah mereka yang bisnisnya tidak terlalu bergantung pada kemakmuran ekonomi. Produsen mobil, misalnya, bukanlah saham defensif: orang membeli mobil saat semuanya berjalan dengan baik, namun menunda pembelian mobil saat masa-masa sulit. Produsen mobil sering melihat penurunan pendapatan mereka secara drastis selama resesi ekonomi. Sebaliknya, perusahaan di sektor utilitas adalah saham defensif. Bahkan pada masa-masa sulit ekonomi, orang perlu menjaga keluarga mereka tetap hangat (menggunakan gas alam, dalam banyak kasus) dan menyalakan rumah mereka (menggunakan listrik). Tidak seperti mobil baru, utilitas sangat penting dan tidak bisa ditunda. Oleh karena itu, karena perusahaan tipe defensif seperti utilitas memiliki penjualan yang lebih konsisten, saham mereka dipandang sebagai investasi cerdas selama penurunan ekonomi.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang masalah ini, lihatlah Cyclical Versus Non-Cyclical Stocks .
Nilai, Saham Defensif atau Murah: Apa Perbedaannya? (VUG, VTV)

Jangan bingung nilai saham dengan saham murah dan saham defensif. Ikuti sebuah sistem untuk mengidentifikasi nilai saham dengan mempelajari dasar-dasarnya.
Jaga Portofolio Anda dengan Saham Defensif

Cari tahu bagaimana sekuritas ini dapat melindungi Anda dari pasar.
Jika salah satu saham Anda terbagi, bukankah itu menjadikan investasi lebih baik? Jika salah satu saham Anda terbagi 2-1, bukankah Anda kemudian memiliki saham dua kali lebih banyak? Tidakkah bagian dari pendapatan perusahaan Anda menjadi dua kali lebih besar?

Sayangnya, tidak. Untuk memahami mengapa hal ini terjadi, mari tinjau mekanika pemecahan saham. Pada dasarnya, perusahaan memilih untuk membagi sahamnya sehingga bisa menurunkan harga jual saham mereka ke kisaran yang dianggap nyaman oleh sebagian besar investor. Psikologi manusia menjadi seperti apa adanya, kebanyakan investor lebih nyaman membeli, katakanlah, 100 saham seharga $ 10 dibandingkan 10 saham seharga $ 100.