Apa hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang?

The Third Industrial Revolution: A Radical New Sharing Economy (November 2024)

The Third Industrial Revolution: A Radical New Sharing Economy (November 2024)
Apa hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang?
Anonim
a:

Di bidang ekonomi, hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang menyatakan bahwa utilitas marjinal dari barang atau jasa menurun karena pasokan yang tersedia meningkat. Pelaku ekonomi mencurahkan setiap unit yang berurutan dari kebaikan atau pelayanan menuju nilai yang kurang dan bernilai. Hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang digunakan untuk menjelaskan fenomena ekonomi lainnya, seperti preferensi waktu.

Setiap kali seseorang berinteraksi dengan kebaikan ekonomi, dia harus bertindak dengan cara yang menunjukkan urutan di mana dia menghargai penggunaan barang itu. Dengan demikian, unit pertama dari sebuah barang didedikasikan untuk tujuan individu yang paling berharga, unit kedua dikhususkan untuk akhir yang paling bernilai kedua dan seterusnya.

Pertimbangkan seorang pria di pulau terpencil setelah terjadi kasus pencucian air kemasan di pantai. Dia mungkin minum botol pertama, menunjukkan bahwa memuaskan dahaga adalah penggunaan air yang paling penting. Dia mungkin mandi dengan botol kedua, atau mungkin dia memutuskan untuk menyimpannya nanti. Jika dia menyimpannya untuk nanti, dia menunjukkan bahwa dia menghargai penggunaan air di masa depan lebih dari sekadar mandi hari ini, tapi masih kurang dari pendinginan dahaga sesaat. Ini disebut ordinal time preference. Konsep ini membantu menjelaskan penghematan dan investasi versus konsumsi saat ini (pengeluaran).

Ini juga membantu menjelaskan mengapa kurva permintaan miring ke bawah pada model mikroekonomi, karena setiap unit tambahan barang atau jasa diletakkan pada titik yang kurang berharga. Penerapan hukum utilitas marjinal ini menunjukkan mengapa kenaikan persediaan uang (hal lain sama) mengurangi nilai tukar unit uang, karena setiap unit uang berturut-turut digunakan untuk membeli akhir yang kurang berharga.

Ini juga memberikan argumen ekonomi mengenai manipulasi suku bunga oleh bank sentral, karena tingkat suku bunga mempengaruhi kebiasaan penghematan dan konsumsi konsumen atau bisnis. Dengan mendistorsi tingkat suku bunga, konsumen didorong untuk berbelanja atau menghemat sesuai dengan preferensi waktu aktual mereka, yang menyebabkan surplus atau kekurangan investasi modal.