Apa korelasi antara inflasi dan risiko suku bunga?

Pengaruh Suku BUnga The Fed terhadap Pasar Modal Indonesia (November 2024)

Pengaruh Suku BUnga The Fed terhadap Pasar Modal Indonesia (November 2024)
Apa korelasi antara inflasi dan risiko suku bunga?

Daftar Isi:

Anonim
a:

Ada korelasi positif antara inflasi dan tingkat suku bunga. Inflasi pada dasarnya terjadi bila ada terlalu banyak uang yang mengejar terlalu sedikit barang. Inflasi menjadi masalah bagi bank sentral jika sudah lengket; Ini adalah saat ada umpan balik antara upah dan harga. Bank sentral menaikkan suku bunga saat inflasi mulai menjadi ancaman.

Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

Keadaan ekonomi merupakan faktor penting dalam lingkaran umpan balik antara tingkat upah dan harga. Kenaikan tingkat harga membuat pekerja menuntut kenaikan upah yang lebih tinggi. Upah yang lebih tinggi memaksa perusahaan menaikkan harga. Tentu saja, ini hanya bisa terjadi bila tidak ada kelebihan pasokan tenaga kerja, jika tidak, pekerja tidak memiliki pengaruh apapun. Karena itu, diperlukan ekonomi yang kuat untuk memperhitungkan risiko suku bunga. Bank sentral mungkin mentolerir inflasi yang lebih tinggi jika tidak ada pertumbuhan upah.

Risiko Suku Bunga

Bank sentral harus selalu menemukan keseimbangan yang tepat antara pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Ini memerlukan melihat ukuran seperti utilisasi kapasitas dan menentukan apakah tekanan inflasi bersifat sementara atau lengket. Risiko suku bunga mulai meningkat bahkan ketika kondisi ini mulai terbentuk atau ketika Federal Open Market Committee, atau FOMC, para pembuat kebijakan lebih fokus pada stabilitas harga daripada pekerjaan.

Risiko suku bunga bearish untuk aset pendapatan tetap berdurasi panjang dan bullish untuk saham keuangan.
Selain itu, ancaman suku bunga yang lebih tinggi menyebabkan pendinginan dalam aktivitas spekulatif. Tingkat suku bunga rendah menutupi kelemahan di banyak perusahaan karena mereka mampu mengumpulkan uang dengan harga murah. Ketika harga naik, banyak perusahaan dengan neraca lemah mendapati diri mereka tidak mampu mengatasinya. Seringkali, gelembung yang terbentuk di pasar runtuh saat risiko suku bunga meningkat.