Mengapa reksadana terkena risiko pasar?

Cerdas 5 Menit (Risiko Tak Pandang Bulu) (November 2024)

Cerdas 5 Menit (Risiko Tak Pandang Bulu) (November 2024)
Mengapa reksadana terkena risiko pasar?

Daftar Isi:

Anonim
a:

Seperti semua sekuritas, reksadana tunduk pada pasar, atau sistematis, berisiko. Hal ini karena tidak ada cara untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan atau apakah aset tertentu akan meningkat atau menurun nilainya. Karena pasar tidak dapat diprediksi atau dikontrol secara akurat, tidak ada investasi yang bebas risiko.

Apa Risiko Pasar?

Risiko pasar adalah risiko yang melekat pada semua jenis investasi yang berasal dari sifat berubah-ubah pasar dan ekonomi global pada umumnya. Risiko pasar hanyalah kemungkinan pasar atau ekonomi akan turun, menyebabkan investasi individual kehilangan nilai terlepas dari kinerja atau profitabilitas dari entitas penerbit. Misalnya, di pasar saham yang jatuh pada tahun 2008, hampir setiap saham kehilangan nilai meskipun sebagian besar perusahaan tidak melakukan kesalahan atau mengubah operasinya dengan cara apa pun. Hasilnya tidak bisa diprediksi atau dicegah oleh satu perusahaan saja, kecuali beberapa di sektor perbankan saja.

Jenis Risiko Pasar

Ada banyak komponen risiko pasar yang berlaku untuk berbagai jenis investasi. Jenis risiko pasar yang umum adalah risiko ekuitas, risiko suku bunga, risiko kredit, risiko inflasi, risiko sosial politik dan risiko negara. Beberapa jenis investasi rentan terhadap berbagai jenis risiko pasar. Jenis risiko pasar yang berlaku terhadap reksa dana bergantung pada aset yang dimiliki dalam portofolio.

Risiko ekuitas berlaku untuk investasi di pasar saham dan mengacu pada risiko bahwa perubahan harga di pasar saham dapat membuat investasi individual kurang bernilai bila pemiliknya ingin menjual. Jenis risiko ini berlaku dua kali lipat untuk dana saham. Pertama, nilai reksadana bisa berfluktuasi, sehingga menyebabkan investasi pemegang saham kehilangan nilai. Selain itu, nilai dana saham tergantung sepenuhnya pada nilai pasar portofolio yang hanya terdiri dari saham, yang pada gilirannya juga tunduk pada risiko ekuitas. Risiko ekuitas juga berlaku terhadap dana berimbang yang mencakup investasi saham.

Risiko tingkat bunga berlaku untuk investasi pada efek hutang, seperti obligasi pemerintah dan korporasi. Jenis risiko ini berkaitan dengan kemungkinan kenaikan suku bunga, seperti yang didikte oleh Federal Reserve, akan membuat obligasi saat ini kurang bernilai. Jenis risiko ini berdampak pada dana obligasi, dana pasar uang dan dana berimbang. Risiko kredit, atau risiko penerbitan obligasi akan default, juga berlaku untuk dana obligasi.

Risiko inflasi, seperti namanya, adalah risiko bahwa inflasi bertahap akan mengikis nilai dolar dan mengurangi nilai investasi jangka panjang. Risiko inflasi terutama merupakan masalah bagi dana pasar uang karena tingkat pengembalian mereka sangat rendah sehingga mereka dapat dengan mudah dilampaui oleh inflasi dari waktu ke waktu.

Risiko sosiopolitik mengacu pada kemungkinan bahwa peristiwa seperti perang, aksi teror atau pemilihan politik mungkin berdampak negatif pada pasar pada umumnya. Demikian pula, risiko negara mengacu pada fenomena yang sama namun hanya bila diterapkan pada kejadian yang berdampak pada investasi di luar negeri. Bergantung pada produk spesifik, jenis risiko pasar ini dapat berlaku untuk reksa dana karena dampaknya pada U. S. atau pasar luar negeri pada umumnya, yang pada gilirannya mempengaruhi ekuitas dan aset hutang dalam portofolio dana.