Daftar Isi:
Perusahaan sering mengalami perubahan dalam pendapatan mereka sebelum marjin bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi (EBITDA) karena faktor eksternal yang tidak mereka kontrol. Faktor yang paling menonjol yang mempengaruhi marjin EBITDA adalah inflasi atau deflasi dalam perekonomian, perubahan undang-undang dan peraturan, tekanan persaingan dari saingan, pergerakan harga pasar barang dan jasa, dan perubahan preferensi konsumen.
Inflasi dan Deflasi
Perusahaan dapat mengalami kenaikan harga pokok penjualan karena inflasi, yang menyebabkan harga bahan baku dan tenaga kerja yang masuk ke produksi barang dan jasa meningkat. Jika perusahaan tidak dapat melewati kenaikan biaya dengan menaikkan harga, margin EBITDA akan turun. Hal yang sebaliknya adalah benar dengan deflasi. Jika harga faktor penurunan produksi perusahaan dan perusahaan mampu menaikkan harganya, margin EBITDA akan meningkat.
Misalnya, pada tahun 2015, banyak peritel umum dan grosir mulai mengalami kekurangan tenaga kerja berkualitas; Akibatnya, mereka mulai menaikkan gaji per jam untuk karyawan. Jika kenaikan upah tersebut tidak dikurangi dengan kenaikan harga barang dagangan pengecer, marjin EBITDA mungkin akan menurun.
Peraturan
Peraturan dan peraturan merupakan faktor eksternal lain yang dapat mempengaruhi marjin EBITDA perusahaan. Misalnya, jika undang-undang negara bagian atau federal menaikkan upah minimum, perusahaan yang paling bergantung pada tenaga kerja terampil rendah mungkin mengalami penurunan margin EBITDA mereka, kecuali jika mereka meneruskan kenaikan gaji kepada konsumen dengan menaikkan harga barang dan jasa. .
Contoh lain peraturan yang mempengaruhi marjin EBITDA adalah biaya kepatuhan yang ketat. Produsen batubara di Amerika Serikat mengalami kenaikan biaya kepatuhan karena undang-undang lingkungan mensyaratkan pengurangan emisi karbondioksida.
Tekanan Kompetitif
Perusahaan mungkin mengalami penurunan marjin EBITDA jika saingan baru muncul yang menantang status quo perusahaan. Jika saingan baru dapat menawarkan produk dan layanan yang lebih baik dan lebih murah, perusahaan mungkin kehilangan pangsa pasarnya dan penjualannya mungkin mulai menurun. Jika perusahaan tidak mengatasi tekanan kompetitif dan tidak mengurangi biaya tetap yang tertanam dalam proses produksinya, marjin EBITDA mungkin mulai menurun.
Pergerakan Harga Pasar
Perusahaan mungkin mengalami pergeseran marjin EBITDA jika harga produk tersebut menjual shift sebagai akibat kekuatan pasar dimana perusahaan tidak memiliki kendali.
Misalnya, kenaikan harga minyak setelah tahun 2009 merupakan keuntungan bagi produsen minyak, dan marjin EBITDA mereka meningkat secara signifikan.Namun, karena harga minyak merosot pada tahun 2014, banyak produsen energi menyaksikan penurunan pendapatan dan marjin EBITDA.
Preferensi Konsumen
Pergeseran dalam preferensi konsumen dapat memperbaiki atau memburuknya marjin EBITDA dengan meningkatkan atau menurunkan permintaan akan produk dan layanan perusahaan.
Misalnya, produk kesehatan dan makanan menjadi sangat populer di kalangan konsumen. Akibatnya, toko makanan kesehatan dan produsen barang kesehatan seperti Whole Foods Market dan Hreat Celestial Group telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam marjin EBITDA mereka.
Apa perbedaan antara marjin laba kotor dan marjin kontribusi?
Pelajari perbedaan antara marjin laba kotor, analisis metrik profitabilitas keseluruhan yang digunakan, dan marjin kontribusi, ukuran keuntungan produk tertentu.
Apa perbedaan antara marjin laba kotor dan marjin laba bersih? | Margin laba kotor dan marjin laba bersih
Adalah dua rasio profitabilitas terpisah yang digunakan untuk menilai stabilitas keuangan perusahaan dan kesehatan secara keseluruhan.
Apa perbedaan antara ekonomi eksternal dan diseconomies eksternal?
Belajar membedakan antara ekonomi eksternal dan diseconomies eksternal, serta antara ekonomi eksternal dan skala disekonomis.