Mengapa negara maju mengalami defisit transaksi berjalan?

Faisal Basri: Bangunan Menyuburkan Impor! (November 2024)

Faisal Basri: Bangunan Menyuburkan Impor! (November 2024)
Mengapa negara maju mengalami defisit transaksi berjalan?
Anonim
a:

Defisit neraca berjalan terjadi bila nilai impor suatu negara melebihi nilai ekspornya. Ini disebut juga "defisit neraca pembayaran" atau "defisit perdagangan", walaupun ada sedikit perbedaan teknis antara defisit perdagangan dan defisit transaksi berjalan. Secara umum, current account adalah citra cermin dari akun modal dan finansial. Tidak ada perbedaan nyata antara defisit transaksi berjalan yang dijalankan oleh negara maju versus negara yang kurang berkembang.

Namun, negara maju cenderung mengalami defisit akun berjalan lebih banyak daripada rekan mereka yang kurang berkembang. Ada dua alasan utama untuk ini. Pertama, negara-negara yang kurang berkembang cenderung memiliki keunggulan komparatif dalam menciptakan berbagai jenis barang atau jasa konsumen sebagai pekerjaan "dikirim ke luar negeri." Tanah dan tenaga murah cenderung lebih melimpah di negara-negara kurang berkembang. Alasan kedua adalah bahwa negara maju cenderung menghabiskan lebih banyak uang dan tujuan yang lebih aman untuk investasi modal.

Banyak orang bingung dengan defisit akun saat ini dan melihatnya dalam cahaya negatif. Ini mungkin hanya berkisar seputar konotasi dengan kata "defisit." Jika, sebaliknya, defisit akun berjalan disebut sebagai "surplus neraca modal", yang sama akuratnya, mungkin tidak akan menerima pers negatif yang sama.

Dalam contoh yang sangat sederhana, perhatikan skenario dua negara berikut yang melibatkan Negara Maju dan negara yang kurang berkembang B. Negara A membeli tekstil dari Negara B karena barang dapat diproduksi lebih murah di Negara B daripada di rumah. Sekarang, memegang Negara A dolar, Country B berbalik dan menginvestasikan uang dolar di Negara A karena ini adalah tempat yang lebih aman untuk mendapatkan pengembalian. Kedua negara mendapatkan keuntungan: Negara A menerima barang lebih murah dan persediaan modal yang lebih besar, sementara Negara B menerima pekerjaan di bidang tekstil, pendapatan dan diharapkan akan meningkatkan pendapatan investasi di luar negeri.