Di bidang ekonomi, asumsi ceteris paribus, sebuah frasa Latin yang berarti "dengan hal lain sama" atau "hal lain sama atau dipertahankan konstan," penting dalam menentukan sebab-akibat. Ini membantu mengisolasi beberapa variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen. Hubungan kausal antar variabel ekonomi sulit diisolasi di dunia nyata, karena kebanyakan variabel ekonomi biasanya dipengaruhi oleh lebih dari satu penyebab, namun model sering bergantung pada asumsi variabel independen.
Di dunia nyata, misalnya, hampir tidak mungkin untuk menentukan hubungan kausal antara harga barang (variabel dependen) dan jumlah unit yang diminta darinya (variabel bebas), - sementara juga memperhitungkan variabel lain yang mempengaruhi harga. Misalnya, harga daging sapi mungkin naik jika lebih banyak orang bersedia membelinya, dan produsen mungkin menjualnya dengan harga lebih rendah jika lebih sedikit orang menginginkannya. Tapi harga daging sapi juga turun jika, misalnya, harga tanah untuk memelihara ternak juga turun, sehingga sulit untuk mengasumsikan bahwa itu adalah permintaan saja yang menyebabkan perubahan harga.
Istilah "ceteris paribus" juga digunakan di bidang lain seperti psikologi dan biologi. Bidang ini memiliki undang-undang ceteris paribus yang dianggap benar hanya dalam kondisi normal.
Mengapa para ekonom membangun asumsi ke dalam model ekonomi mereka?
Cari tahu mengapa para ekonom menggunakan asumsi yang tidak realistis dalam model mereka untuk menerapkan versi metode ilmiah dan membuat prediksi.
Apa perbedaan antara isolasi hipotetis dan isolasi substantif ceteris paribus?
Belajar tentang isolasi variabel di bawah asumsi ceteris paribus dalam pemikiran ekonomi dan mengapa isolasi harus dilakukan dengan benar untuk menghasilkan hasil yang berarti.
Kapan korelasi positif membuktikan sebab akibat?
Kapan hubungan sebab akibat? Tak pernah. Gunakan korelasi dengan bijak, cara yang benar seorang ahli statistik. Jangan tertipu oleh grafik dan pembacaan yang bagus; lihat lebih dalam