Kunci Rasio Keuangan untuk Perusahaan Ritel

Cara mencari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (April 2024)

Cara mencari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (April 2024)
Kunci Rasio Keuangan untuk Perusahaan Ritel

Daftar Isi:

Anonim

Industri ritel memiliki banyak rasio keuangan yang membantu manajemen dengan operasi penjualan barang. Rasio keuangan ini juga berguna bagi investor untuk menentukan keamanan jangka panjang, efisiensi jangka pendek dan profitabilitas keseluruhan perusahaan ritel. Selain itu, mereka dapat membantu menganalisis seberapa baik perusahaan ritel menjual inventarisnya, menentukan harga barangnya dan menjalankan bisnisnya secara keseluruhan.

Rasio Lancar

Rasio lancar diukur dengan membagi aset lancar perusahaan dengan kewajiban lancar. Metrik keuangan ini mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar yang lebih besar dari satu mengindikasikan bahwa perusahaan dapat menutupi hutang jangka pendeknya dengan aset paling likuid. Bagi investor, rasio saat ini mengukur likuiditas dan stabilitas jangka pendek sebuah organisasi selama fluktuasi musiman potensial yang umum terjadi pada ritel.

Rasio Cepat dihitung dengan membagi kas dan piutang dengan kewajiban lancar. Rasio ini mirip dengan rasio lancar, namun rasio cepat lebih ketat terhadap aset yang mencakup kewajiban. Untuk alasan ini, rasio cepat adalah pengukuran likuiditas langsung perusahaan yang lebih baik. Jika sebuah perusahaan terpaksa melikuidasi asetnya untuk membayar tagihannya, perusahaan dengan rasio rasio cepat yang lebih tinggi terpaksa menjual lebih sedikit aset. Dari sudut pandang investor, rasio cepat memberikan wawasan tentang stabilitas posisi likuiditas langsung sebuah perusahaan.

Margin Laba Kotor

Margin laba kotor adalah rasio profitabilitas yang dihitung dalam dua tahap. Pertama, laba kotor dihitung dengan mengurangkan biaya pokok penjualan (HPP) dari pendapatan bersih, dan kemudian laba kotor dibagi dengan penjualan bersih. Metrik ini berwawasan kepada manajemen dan juga investor mengenai markup yang diperoleh dari produk. Dari sudut pandang investor, marjin laba kotor yang lebih tinggi lebih disukai, karena sebagian persediaan menghasilkan lebih banyak pendapatan bila dijual dengan laba kotor yang lebih tinggi. Karena semua barang di perusahaan ritel adalah barang inventaris, marjin laba kotor berkaitan dengan setiap item di toko ritel.

Perputaran Persediaan

Dihitung dengan membagi penjualan bersih selama periode dengan saldo persediaan rata-rata untuk periode yang sama, perputaran persediaan adalah pengukuran efisiensi pengelolaan persediaan. Perusahaan ritel memiliki persediaan di tangan untuk mengamankan dan melindungi. Selain itu, persediaan yang lebih tua mungkin sudah usang. Untuk alasan ini, perputaran persediaan yang lebih tinggi menguntungkan bagi manajemen dan juga investor. Perputaran persediaan yang rendah mengindikasikan perusahaan tidak memiliki persediaan terlalu banyak atau tidak mendapatkan penjualan dalam jumlah besar.Sebagai alternatif, rasio perputaran persediaan bisa terlalu tinggi. Misalnya, rasio yang besar dapat mengindikasikan perusahaan secara efisien memesan inventaris, namun tidak menerima potongan harga pemesanan.

Return on Assets

Return on assets (ROA) adalah pengukuran profitabilitas yang mengukur seberapa baik perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Hal ini sangat penting bagi perusahaan ritel, karena mengandalkan inventarisnya untuk menghasilkan penjualan. Rasio keuangan dihitung dengan membagi total pendapatan perusahaan dengan total asetnya. Seorang investor dapat membandingkan ROA perusahaan ritel dengan rata-rata industri untuk memahami seberapa efektif perusahaan menentukan harga barangnya dan menyerahkan inventorinya. Misalnya, industri pakaian jadi ritel melaporkan ROA rata-rata sebesar 19. 39% pada kuartal ketiga tahun 2015. Jika sebuah perusahaan di industri ini menghitung metrik sebesar 10%, mungkin akan membawa terlalu banyak persediaan atau tidak mengenakan harga yang cukup tinggi dibandingkan untuk para pesaingnya. Rasio Bunga Rasio

Rasio cakupan bunga dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan rata-rata beban bunga. Perusahaan ritel dapat dikenakan biaya bunga untuk sewa atau sewa barang, peralatan, bangunan atau barang lain yang diperlukan untuk operasi. Rasio cakupan bunga menentukan seberapa baik perusahaan dapat menutupi bunga yang dikenakan untuk suatu periode. Seorang investor dapat menggunakan rasio ini untuk menentukan kestabilan suatu perusahaan, serta seberapa baik dapat menutupi biaya bunga.

Margin EBIT

Margin EBIT mengukur rasio EBIT terhadap pendapatan bersih yang diperoleh untuk suatu periode. Suatu perusahaan dapat memanfaatkan rasio keuangan ini untuk mengetahui profitabilitas barang yang dijual tanpa harus memperhitungkan biaya yang tidak secara langsung mempengaruhi produk. Meskipun marjin EBIT masih mencatat biaya administrasi dan penjualan, namun beberapa pengeluaran akan mengurangi beberapa persepsi tentang tingkat keuntungan suatu barang. Dari sudut pandang investor, marjin EBIT memberi indikasi kemampuan perusahaan untuk memperoleh pendapatan.