Berapa modal kerja yang dibutuhkan usaha kecil?

✔️ BISNIS MODAL KECIL - Usaha Warung Kelontong Modal 3 Juta (April 2024)

✔️ BISNIS MODAL KECIL - Usaha Warung Kelontong Modal 3 Juta (April 2024)
Berapa modal kerja yang dibutuhkan usaha kecil?

Daftar Isi:

Anonim
a:

Jumlah modal kerja yang dibutuhkan usaha kecil agar berjalan lancar bergantung pada jenis usaha, siklus operasinya dan tujuan pemilik usaha untuk pertumbuhan di masa depan. Namun, meski bisnis yang sangat besar bisa mendapatkan modal kerja negatif karena kemampuan mereka untuk mengumpulkan dana dengan cepat, usaha kecil harus menjaga angka modal kerja positif.

Apa itu Modal Kerja?

Modal kerja mengacu pada selisih antara aset lancar perusahaan dan kewajiban lancarnya. Aset lancar adalah barang yang dimiliki bisnis yang dapat diubah menjadi kas dalam 12 bulan ke depan, sementara kewajiban lancar adalah biaya dan biaya yang dikeluarkan bisnis dalam periode yang sama. Aset lancar yang berlaku meliputi rekening giro dan tabungan; surat berharga seperti saham dan obligasi; inventaris; dan piutang usaha. Kewajiban lancar mencakup biaya material dan persediaan yang perlu dibeli untuk memproduksi barang untuk dijual, pembayaran hutang jangka pendek, sewa, utilitas, pembayaran bunga dan pajak.

Modal kerja perusahaan merupakan cerminan dari efisiensi operasional dan pengelolaan anggaran. Jika sebuah bisnis memiliki kewajiban yang lebih lancar daripada aset, modal kerjanya negatif, artinya mungkin akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Sebuah perusahaan dengan jumlah modal kerja yang sangat tinggi, sebaliknya, dengan mudah dapat membayar semua biaya dengan cukup dana yang tersisa. Apakah suatu bisnis memerlukan modal kerja yang tinggi ditentukan oleh tiga faktor utama: tipe bisnis, siklus operasi dan tujuan manajemen.

Tipe Bisnis

Jenis bisnis tertentu memerlukan modal kerja yang lebih tinggi daripada yang lain. Bisnis yang memiliki persediaan fisik, misalnya, seringkali membutuhkan modal kerja yang cukup banyak untuk berjalan lancar. Ini bisa mencakup usaha ritel dan grosir, maupun produsen. Pabrikan harus terus membeli bahan baku untuk menghasilkan inventaris di rumah, sementara pengecer dan pedagang grosir harus membeli persediaan pra-produksi untuk dijual ke distributor atau konsumen.

Selain itu, banyak bisnis bersifat musiman, yang berarti mereka memerlukan modal kerja yang sangat tinggi selama beberapa bagian tahun ini saat mereka mencapai musim yang tinggi. Memimpin hingga liburan musim dingin, misalnya, bisnis ritel seperti department store dan toko kelontong harus meningkatkan persediaan dan kepegawaian untuk mengakomodasi masuknya pelanggan yang diharapkan.

Bisnis yang menyediakan produk atau layanan tak berwujud, seperti konsultan atau penyedia perangkat lunak online, umumnya membutuhkan modal kerja yang jauh lebih rendah. Bisnis yang telah matang dan tidak lagi ingin tumbuh pesat juga telah mengurangi kebutuhan akan modal kerja.

Siklus Operasi

Idealnya, bisnis dapat membayar hutang jangka pendeknya dengan pendapatan dari penjualan. Namun, panjang siklus operasi perusahaan bisa membuat hal ini menjadi tidak mungkin. Perusahaan yang membutuhkan waktu lama untuk menciptakan dan menjual suatu produk membutuhkan modal kerja yang lebih banyak untuk memastikan kewajiban finansial yang timbul selama ini dapat terpenuhi. Demikian pula, perusahaan yang menagih pelanggan untuk barang atau jasa yang sudah diberikan daripada meminta pembayaran di muka membutuhkan modal kerja yang lebih tinggi dalam hal pengumpulan piutang tidak dapat dilakukan pada waktu yang tepat.

Tujuan Manajemen

Tujuan spesifik pemilik bisnis adalah faktor penting lain yang menentukan jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh usaha kecil. Jika usaha kecil relatif baru dan ingin berkembang, diperlukan modal kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan usaha kecil yang ingin tetap kecil. Hal ini terutama berlaku bagi bisnis yang ingin memperluas lini produk untuk menjelajah ke pasar baru karena biaya penelitian dan pengembangan, desain dan riset pasar bisa sangat besar.