Apa pengganti utama energi minyak dan gas?

Kelompok Tani Malang Membuat Bioethanol Sebagai Campuran dan Pengganti BBM -NET5 (November 2024)

Kelompok Tani Malang Membuat Bioethanol Sebagai Campuran dan Pengganti BBM -NET5 (November 2024)
Apa pengganti utama energi minyak dan gas?

Daftar Isi:

Anonim
a:

Pengganti utama untuk energi minyak dan gas meliputi tenaga nuklir, tenaga surya, etanol dan tenaga angin. Bahan bakar fosil mengerdilkan substitusi ini di pasar energi global dan domestik, namun ada momentum publik yang cukup besar untuk meningkatkan pemanfaatannya.

Bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, propana dan gas alam) mencapai lebih dari 80% dari total konsumsi energi di Amerika Serikat. Bentuk energi alternatif, pada titik ini, terbukti merupakan pengganti yang tidak ekonomis; mereka kurang efisien dan lebih mahal (atau, dalam hal tenaga nuklir, benar-benar dibatasi untuk berkembang) daripada bahan bakar fosil.

Tenaga Nuklir

U. S. memiliki 99 reaktor tenaga nuklir yang memasok sekitar 20% dari seluruh output listrik dalam negeri. Banyak negara lain memiliki konsentrasi energi nuklir yang lebih besar; Prancis, misalnya, adalah tenaga nuklir terdepan di dunia dan menghasilkan hampir 80% listriknya melalui nuklir.

Menurut National Aeronautics and Space Administration (NASA), tenaga nuklir adalah pengganti yang paling efektif untuk menantang bahan bakar fosil untuk konsumsi energi masa depan. Dibandingkan dengan tujuan, gas, minyak dan etanol, tenaga nuklir menghasilkan efek iklim merugikan yang dapat diabaikan.

Lebih penting lagi, tenaga nuklir dapat berjalan jauh lebih murah daripada bentuk energi bersih lainnya, seperti matahari, angin atau tenaga air. Ini tidak ada artinya di U. S. (dan banyak negara lainnya), di mana politisi telah menghentikan ekspansi nuklir selama beberapa dekade.

Tenaga Surya dan Angin

Tenaga surya dan angin adalah dua sumber energi terbarukan yang populer. Pendukung berpendapat bahwa pengganti ini menawarkan istirahat bersih dari bahan bakar fosil abad ke-20.

Seperti yang ditunjukkan oleh Institute for Energy Research, ini tidak benar adanya. Sebagian besar tanaman surya dan angin kontemporer memiliki biaya modal di muka yang sangat besar. Mereka juga membutuhkan sumber daya cadangan konstan, biasanya listrik dihasilkan dari pabrik batubara, jika macet atau angin mati.

Badan Energi Internasional (IER) memperkirakan bahwa konsumen mengandalkan tenaga surya dan angin untuk antara 8 dan 10% penggunaan energi global. Namun, IEA mengakui bahwa kerangka kerja kebijakan spesifik perlu diberlakukan, seperti subsidi pemerintah yang didanai pemerintah dan hibah.