Menurut teori pertumbuhan neoklasik, faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi?

Keadaan Ekonomi Indonesia: Faktor dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (November 2024)

Keadaan Ekonomi Indonesia: Faktor dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (November 2024)
Menurut teori pertumbuhan neoklasik, faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi?

Daftar Isi:

Anonim
a:

Teori pertumbuhan neoklasik membangun lima variabel utama ke dalam formula produksi sensitif waktu. Yang pertama adalah total output, yang kira-kira sama dengan produk domestik bruto, atau PDB. Variabel lain biasanya disebut "produktivitas faktor total", yang mencoba mengukur kemajuan teknologi dalam perekonomian. Variabel ketiga adalah modal total, atau modal ekonomi, bukan modal finansial. Yang keempat adalah buruh, yang diukur dengan upah dan yang terakhir hanyalah persentase dari total output yang dapat diatribusikan pada modal, bukan tenaga kerja.

Ekonom Robert Solow secara formal memperkenalkan teori pertumbuhan neoklasik pada tahun 1956. Modelnya, seperti model produksi abad ke-20, sangat matematis dan dioperasikan pada serangkaian asumsi yang menyederhanakan tentang ekonomi. Tujuannya adalah untuk menemukan cara untuk memodelkan aktivitas ekonomi sedemikian rupa sehingga dapat menjelaskan perbedaan antara tingkat output dan tingkat pertumbuhan untuk berbagai negara atau periode waktu yang berbeda.

Asumsi Primer

Solow dimulai dengan mengidentifikasi implikasi utama asumsi neoklasik tentang pertumbuhan. Implikasi ini termasuk imbal hasil konstan, informasi lengkap antar pelaku ekonomi, tidak ada ekonomi eksternal substantif dan persaingan sempurna. Karya Solow adalah modifikasi dari teori pertumbuhan klasik. Itu dibangun dengan satu blok konsumen homogen dan satu perusahaan homogen, masing-masing dengan masa tak terbatas. Total output perusahaan sama dengan total pendapatan konsumen.

Investasi Modal

Investasi modal diperlakukan sebagai keuntungan sementara, bukan abadi, terhadap perekonomian. Inilah inti dari bagaimana model Solow menjelaskan perbedaan antara output dan pertumbuhan. Begitu modal baru diperkenalkan ke dalam ekonomi, rasio modal terhadap kenaikan tenaga kerja meningkat. Sayangnya, setidaknya menurut model ini, produk marjinal penurunan modal akibat turunnya harga. Hal ini memaksa ekonomi untuk akhirnya kembali ke jalur pertumbuhan jangka panjang.

Penjelasan sebenarnya dari perbedaan output ekonomi antar negara, oleh karena itu, dikaitkan dengan laju perubahan teknologi dan pertumbuhan tenaga kerja. Anehnya, model Solow memperlakukan peningkatan produktivitas sebagai investasi eksogen sepenuhnya, atau independen. Perlakuan modal yang aneh ini mungkin adalah kritik paling konsisten dan memberatkan dari teori pertumbuhan neoklasik.

Dampak Model Solow

Robert Solow memenangkan hadiah Nobel dalam bidang ekonomi untuk karyanya. Pernyataannya bahwa hanya sekitar "seperdelapan dari kenaikan produktif adalah karena modal" sementara "tujuh ketujuh yang tersisa adalah perubahan teknis" sangat berpengaruh dalam menciptakan penekanan publik pada peran teknologi dalam ekonomi.

Pada saat gelembung dot-com meledak pada tahun 1999-2000 dan "ekonomi baru" ditemukan jauh lebih tidak revolusioner daripada yang diharapkan, para ekonom mengevaluasi kembali asumsi Solow tentang pentingnya teknologi dan devaluasi modal.

Paul Samuelson, pengarang buku teks ekonomi paling berpengaruh di abad 20, mengklaim bahwa Solow terpaksa mengenalkan teknologi sebagai variabel eksogen untuk "menyelamatkan teori yang mendasarinya." Dengan kata lain, formula tersebut memiliki jawaban yang terprogram dan perlu agar tetap berlaku.