
Daftar Isi:
- Analis fundamental mungkin khawatir dengan apa yang menyebabkan pasar bull, tapi seorang analis teknis kurang memperhatikan penyebabnya. Sebagai gantinya, seorang analis teknis mencari korelasi kuat antara jenis data perdagangan yang cenderung terjadi sebelum, selama dan setelah pasar bull. Dibangun ke dalam sistem ini adalah asumsi bahwa pasar bergerak dalam tren yang berulang. Tren sering disalahkan pada psikologi pasar. Dalam pengertian tertentu, analis teknis ingin memahami emosi pelaku pasar dan berharap bisa mendapatkan keuntungan darinya.
- Tidak semua pasar bull sama. Ada yang berjangka panjang; Yang lain hanya bertahan beberapa hari atau minggu. Beberapa pasar banteng bertindak seperti pasang naik yang mengangkat semua kapal; Pasar banteng lainnya mungkin hanya mempengaruhi sektor atau saham tertentu. Analisa pasar bull luas menggabungkan data dari indeks utama seperti S & P 500 atau NYSE Composite. Analisis sempit mungkin malah berfokus pada tingkat volume perdagangan saham tertentu.
- Analis teknis cenderung terhadap rasio, grafik dan formula regresi, apapun yang membantu menempatkan tren harga dalam konteks historis dan membuatnya lebih mudah untuk menemukan korelasi. Chartists mungkin menggunakan moving average trendlines atau mengukur jarak antara puncak harga dan palung untuk melihat keseluruhan tren. Mereka mungkin menggunakan analisis momentum, atau kecepatan dan volume pergerakan harga, untuk memperkirakan kekuatan relatif dari fenomena spesifik.
- Salah satu dilema utama yang dibuat dengan menekankan korelasi sebab akibat adalah membiarkan semua data tunduk pada interpretasi. Pada gilirannya, interpretasi ini membuat analisis teknis rentan terhadap asumsi-asumsi palsu dan identifikasi kecenderungan yang keliru. Seperti halnya bentuk analisis statistik, analisis teknis sama seperti seni karena ini adalah sains.
Analisis teknikal menganalisis data dan tren masa lalu untuk memprediksi pergerakan pasar di masa depan. Konsep mendasar yang melekat dalam analisis teknis adalah bahwa fluktuasi harga sebelumnya adalah panduan yang relevan dalam memahami mekanika tren harga alami. Untuk memprediksi pasar bull yang akan datang, analis teknikal melihat pasar bull sebelumnya untuk memberi tahu indikator. Hal ini terkadang disebut sebagai analisis kecenderungan.
Asumsi Analisis TeknisAnalis fundamental mungkin khawatir dengan apa yang menyebabkan pasar bull, tapi seorang analis teknis kurang memperhatikan penyebabnya. Sebagai gantinya, seorang analis teknis mencari korelasi kuat antara jenis data perdagangan yang cenderung terjadi sebelum, selama dan setelah pasar bull. Dibangun ke dalam sistem ini adalah asumsi bahwa pasar bergerak dalam tren yang berulang. Tren sering disalahkan pada psikologi pasar. Dalam pengertian tertentu, analis teknis ingin memahami emosi pelaku pasar dan berharap bisa mendapatkan keuntungan darinya.
Tidak semua pasar bull sama. Ada yang berjangka panjang; Yang lain hanya bertahan beberapa hari atau minggu. Beberapa pasar banteng bertindak seperti pasang naik yang mengangkat semua kapal; Pasar banteng lainnya mungkin hanya mempengaruhi sektor atau saham tertentu. Analisa pasar bull luas menggabungkan data dari indeks utama seperti S & P 500 atau NYSE Composite. Analisis sempit mungkin malah berfokus pada tingkat volume perdagangan saham tertentu.
Metode Analisis Teknis
Analis teknis cenderung terhadap rasio, grafik dan formula regresi, apapun yang membantu menempatkan tren harga dalam konteks historis dan membuatnya lebih mudah untuk menemukan korelasi. Chartists mungkin menggunakan moving average trendlines atau mengukur jarak antara puncak harga dan palung untuk melihat keseluruhan tren. Mereka mungkin menggunakan analisis momentum, atau kecepatan dan volume pergerakan harga, untuk memperkirakan kekuatan relatif dari fenomena spesifik.
Pasar banteng diidentifikasi saat karakteristik satu tren harga mulai menyerupai karakteristik umum gerakan banteng lainnya. Alat teknis khusus yang digunakan untuk mengenali karakteristik ini bervariasi dari kecenderungan tren dan analis menjadi analis. Tidak ada teknik yang diterima secara universal atau tidak dapat salah dalam analisis teknis.
Interpretasi dalam Analisis Teknis
Salah satu dilema utama yang dibuat dengan menekankan korelasi sebab akibat adalah membiarkan semua data tunduk pada interpretasi. Pada gilirannya, interpretasi ini membuat analisis teknis rentan terhadap asumsi-asumsi palsu dan identifikasi kecenderungan yang keliru. Seperti halnya bentuk analisis statistik, analisis teknis sama seperti seni karena ini adalah sains.
4 Cara untuk memprediksi kinerja pasar

Ada bukti akademis yang mendukung pandangan pasar yang berbeda. Pelajari bagaimana dan mengapa pasar bisa diprediksi.
Dapatkah Pasar Memprediksi Resesi?

Adalah pasar beruang yang mengindikasikan bahwa resesi ada di cakrawala?
Bagaimana saya bisa menggunakan koefisien korelasi untuk memprediksi return di pasar saham?

Pelajari bagaimana koefisien korelasi dapat digunakan untuk memprediksi hubungan antara pengembalian dua saham, tetapi juga bagaimana mungkin keterbatasan penggunaannya.