Apakah suku bunga tinggi melukai kinerja saham telekomunikasi? Jika ya, mengapa?

Calling All Cars: The Blonde Paper Hanger / The Abandoned Bricks / The Swollen Face (November 2024)

Calling All Cars: The Blonde Paper Hanger / The Abandoned Bricks / The Swollen Face (November 2024)
Apakah suku bunga tinggi melukai kinerja saham telekomunikasi? Jika ya, mengapa?

Daftar Isi:

Anonim
a:

Kebijakan investasi konvensional berpendapat bahwa beberapa jenis ekuitas memiliki sensitivitas di atas rata-rata terhadap kenaikan suku bunga, tidak seperti obligasi. Saham biasa perusahaan utilitas, perusahaan minyak dan perusahaan telekomunikasi yang mapan (antara lain) menjadi lebih bearish saat pembicaraan kenaikan suku bunga dimulai dan investor mulai mencari alternatif. Kenaikan suku bunga bisa melukai kinerja saham telekomunikasi, namun hal itu tidak harus dilakukan.

Jawabannya juga tergantung pada apa yang dimaksud dengan "performa buruk". Saham mungkin masih berkinerja baik jika harganya turun namun terus membayar dividen, atau sebaliknya. Penting untuk mengingat hubungan antara harga saham dan imbal hasil.

Ekuitas Pemberian Dividen Sebagai Pengganti Obligasi

Masa jatuh suku bunga sering memaksa investor pendapatan untuk membuang obligasi dan mulai mencari ekuitas dengan imbal hasil dividen. Utilitas dan perusahaan telekomunikasi telah menghasilkan secara historis tinggi. Penerbangan dari obligasi ini menyebabkan lonjakan permintaan saham dividen blue-chip, yang dapat menyebabkan harga saham terapresiasi dan berpotensi mengurangi imbal hasil.

Kenaikan suku bunga secara teoritis dapat menyebabkan investor pendapatan yang menghindari risiko berbalik arah, membuang ekuitas mereka yang membayar dividen untuk pembelian hutang senior. Dalam skenario ini, harga saham bisa turun, namun dividen mungkin tidak terpengaruh, meningkatkan imbal hasil.

Suku Bunga Tinggi dan Struktur Modal

Dasar-dasar perusahaan telekomunikasi juga bisa terpukul saat suku bunga naik. Perusahaan telekomunikasi bisa cukup padat modal dan membutuhkan tingkat pinjaman yang tinggi, terutama saat ekspansi. Arus kas cenderung stabil, sehingga lonjakan pendapatan tidak akan cenderung mengimbangi kenaikan biaya pinjaman yang terkait dengan tingkat bunga yang lebih besar. Neraca yang lemah dapat diatasi dengan menaikkan harga pelanggan atau memotong dividen. Perusahaan yang tidak menangani sumur ini juga bisa melihat harga saham mereka turun.

Namun, semua ekuitas - bahkan saham telekomunikasi - berkorelasi dengan pasar saham lebih dekat daripada suku bunga.